Sabtu, 26 Februari 2011

Apakah Menggambar itu dosa?


Apakah menggambar itu dosa? Itu adalah pertanyaan yang sering menghantui saya, bagaiman tidak, Saya angat suka menggambar tapi dengan kabar menggambar  itu adalah dosa?????.... tanpa fikir panjang saya langsung cari tahu dan . . . . . . . . . .
Diriwayatkan dari Abu Thalhah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar," (HR Bukhari [5949] dan Muslim [2106]).
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar r.a, ia berkata, "Jibril berjanji akan datang kepada Nabi saw. tetapi ternyata Jibril terlambat hingga membuat beliau sangat gelisah. Lalu ia keluar dan bertemu dengan Jibril dan beliau mengeluhkan tentang keterlambatan Jibril. Lantas Jibril berkata, 'Sesungguhnya kami tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar'," (HR Bukhari [5960]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat patung atau gambar'," (HR Muslim [2112]).
Dalam bab ini ada beberapa hadits dari Ali, Abu Sa'id al-Khudri, Jabir bin Abdullah dan lain-lain.
Kandungan Bab:

1.     Haram hukumnya menggantungkan gambar di dinding. Ini merupakan perbuatan yang biasa dilakukan masyarakat zaman sekarang.

2.     Rumah yang di dalamnya terdapat gambar tidak akan dimasuki oleh malaikat rahmah sehingga penghuninya tidak akan mendapatkan istighfar dan do'a dari malaikat rahmah.

3.     Malaikat yang terhalang masuk adalah malaikat rahmah, adapun malaikat penjaga tidak pernah terpisah dari para hamba. Demikian pula malaikat adzab, apabila sudah ditentukan maka tidak akan terhalang masuk. Demikian juga malaikat maut akan masuk apabila ajal hamba sudah sampai. Allahu a'lam.

4.     Pengharaman ini mencakup gambar tangan dan fotografi.

5.     Gambar yang diharamkan adalah gambar makhluk bernyawa.

6.     Gambar yang dihinakan yang boleh digunakan adalah gambar yang sudah terkoyak dan berubah bentuknya.
Description: merah.jpgRahasia diharamkannya gambar bagi pelukisnya, karena umumnya para pelukis yang itu akan diliputi perasaan takjub atas karyanya, sehingga seolah-olah dia dapat menciptakan suatu makhluk yang tadinya belum ada atau dia dapat membuat jenis baru yang bisa hidup yang terbuat dari tanah.

Keringanan/ Rukhsah dan Pengecualian

Namun di balik dari semua rahasia diharamkannya gambar, ada hal-hal yang tetap membolehkan diwujudkannya model dari makhkluq hidup, seperti untuk pengajaran, penelitian, permainan anak-anak dan keperluan lainnya. Yang penting adalah bahwa patung atau benda itu itu tidak dimaksudkan untuk diagung-agungkan dan tidak berlebih-lebihan serta tidak ada suatu unsur larangan di atas, maka dalam hal ini Islam tidak akan bersempit dada dan tidak menganggap hal tersebut suatu dosa.


Gimana????? Menurut kalian gimana??? Punya jawaban yang lebih bagus tidak?? Kasih aku solusi dong… aku bingung……


                     

Rabu, 09 Februari 2011

Cinta dan Waktu

                Alkisah, di suatu pulau kecil, tinggallah benda-benda abstrak seperti cinta, kesedihan, kekayaan, kebahagiaan, dan sebagainya. Mereka hidup saling berdampingan dengan baik.
            Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu. Air laut tiba-tiba naik dan akan segera meneggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau itu cepat-cepat menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan, sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu, air semakin naik dan mulai membasahi kaki Cinta.
            Tak lama kemudian Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh, maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagi pula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.”
            Lalu, Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan, tolong aku!” teriak Cinta. Namun, Kegembiraan terlalu bergembira menemukan perahu, sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.
            Air semakin meninggi hingga membasahi pinggangnya, dan Cinta pun mulai panic. Tak lama kemudian, lewatlah Kecantikan. “Kecantikan, bawalah aku bersamamu,” teriak Cinta.
            “Wah Cinta, kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku ini.” Sahut Kecantikan.
            Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat Kesedihan. “Oh Kesedihan, bawalah aku bersamamu,” kata Cinta.
            “Maaf Cinta, aku terlalu sedih, dan aku ingin sendirian saja …,” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta sudah mulai putus asa. Ia melihat air semakin naik dan akn segera meneggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, “Cinta, mari segera naik perahuku.” Cinta menoleh ke suar itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik perahu itu tepat sebelum air meneggelamkannya.
            Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lari. Pada saat itulah, Cinta baru sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan orang tua itu kepada penduduk tua di pulau, siapa sebenarnya orang tua itu.
            “Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu,” kata orang-orang tersebut.
            “Tapi, kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan, teman-teman yang mengenalku pun enggan untuk menolongku,” tanya Cinta heran.
            “Sebab, hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu.”
                                                                                            Cita-cita karya M.Iqbal Dawami
                     
Apakah Menggambar itu dosa?


Apakah menggambar itu dosa? Itu adalah pertanyaan yang sering menghantui saya, bagaiman tidak, Saya angat suka menggambar tapi dengan kabar menggambar  itu adalah dosa?????.... tanpa fikir panjang saya langsung cari tahu dan . . . . . . . . . .
Diriwayatkan dari Abu Thalhah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar," (HR Bukhari [5949] dan Muslim [2106]).
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar r.a, ia berkata, "Jibril berjanji akan datang kepada Nabi saw. tetapi ternyata Jibril terlambat hingga membuat beliau sangat gelisah. Lalu ia keluar dan bertemu dengan Jibril dan beliau mengeluhkan tentang keterlambatan Jibril. Lantas Jibril berkata, 'Sesungguhnya kami tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar'," (HR Bukhari [5960]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat patung atau gambar'," (HR Muslim [2112]).
Dalam bab ini ada beberapa hadits dari Ali, Abu Sa'id al-Khudri, Jabir bin Abdullah dan lain-lain.
Kandungan Bab:

1.     Haram hukumnya menggantungkan gambar di dinding. Ini merupakan perbuatan yang biasa dilakukan masyarakat zaman sekarang.

2.     Rumah yang di dalamnya terdapat gambar tidak akan dimasuki oleh malaikat rahmah sehingga penghuninya tidak akan mendapatkan istighfar dan do'a dari malaikat rahmah.

3.     Malaikat yang terhalang masuk adalah malaikat rahmah, adapun malaikat penjaga tidak pernah terpisah dari para hamba. Demikian pula malaikat adzab, apabila sudah ditentukan maka tidak akan terhalang masuk. Demikian juga malaikat maut akan masuk apabila ajal hamba sudah sampai. Allahu a'lam.

4.     Pengharaman ini mencakup gambar tangan dan fotografi.

5.     Gambar yang diharamkan adalah gambar makhluk bernyawa.

6.     Gambar yang dihinakan yang boleh digunakan adalah gambar yang sudah terkoyak dan berubah bentuknya.
Description: merah.jpgRahasia diharamkannya gambar bagi pelukisnya, karena umumnya para pelukis yang itu akan diliputi perasaan takjub atas karyanya, sehingga seolah-olah dia dapat menciptakan suatu makhluk yang tadinya belum ada atau dia dapat membuat jenis baru yang bisa hidup yang terbuat dari tanah.

Keringanan/ Rukhsah dan Pengecualian

Namun di balik dari semua rahasia diharamkannya gambar, ada hal-hal yang tetap membolehkan diwujudkannya model dari makhkluq hidup, seperti untuk pengajaran, penelitian, permainan anak-anak dan keperluan lainnya. Yang penting adalah bahwa patung atau benda itu itu tidak dimaksudkan untuk diagung-agungkan dan tidak berlebih-lebihan serta tidak ada suatu unsur larangan di atas, maka dalam hal ini Islam tidak akan bersempit dada dan tidak menganggap hal tersebut suatu dosa.


Gimana????? Menurut kalian gimana??? Punya jawaban yang lebih bagus tidak?? Kasih aku solusi dong… aku bingung……


                     

Cinta dan Waktu

                Alkisah, di suatu pulau kecil, tinggallah benda-benda abstrak seperti cinta, kesedihan, kekayaan, kebahagiaan, dan sebagainya. Mereka hidup saling berdampingan dengan baik.
            Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu. Air laut tiba-tiba naik dan akan segera meneggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau itu cepat-cepat menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan, sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu, air semakin naik dan mulai membasahi kaki Cinta.
            Tak lama kemudian Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh, maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagi pula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.”
            Lalu, Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan, tolong aku!” teriak Cinta. Namun, Kegembiraan terlalu bergembira menemukan perahu, sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.
            Air semakin meninggi hingga membasahi pinggangnya, dan Cinta pun mulai panic. Tak lama kemudian, lewatlah Kecantikan. “Kecantikan, bawalah aku bersamamu,” teriak Cinta.
            “Wah Cinta, kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku ini.” Sahut Kecantikan.
            Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat Kesedihan. “Oh Kesedihan, bawalah aku bersamamu,” kata Cinta.
            “Maaf Cinta, aku terlalu sedih, dan aku ingin sendirian saja …,” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta sudah mulai putus asa. Ia melihat air semakin naik dan akn segera meneggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, “Cinta, mari segera naik perahuku.” Cinta menoleh ke suar itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik perahu itu tepat sebelum air meneggelamkannya.
            Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lari. Pada saat itulah, Cinta baru sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan orang tua itu kepada penduduk tua di pulau, siapa sebenarnya orang tua itu.
            “Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu,” kata orang-orang tersebut.
            “Tapi, kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan, teman-teman yang mengenalku pun enggan untuk menolongku,” tanya Cinta heran.
            “Sebab, hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu.”
                                                                                            Cita-cita karya M.Iqbal Dawami